NINJUTSU

SEKILAS BELADIRI   NINJUTSU NINJUTSU   atau sering disebut NINPOmerupakan seni beladiri bertarung yang   mengandalkan strategi, Ninjutsu berasal dan berkembang sejak abad ke  7 M di   daerah Iga pegunungan Togukure dipedusunan Jepang. Konon pendiri beladiri ini   bernama DAISUKE TOGAKURE yang menyempurnakan menjadi teknik berkelahi yang   canggih yang menyatu dengan kegiatan mata-mata dan spiritual. Beladiri ini   menyebar keseluruh pelosok penjuru dunia (termasuk AS) dengan nama Black   Dragon International yang mana keberadaan Dojo dan latihan masih memakai   sistem dari daerah asal yang masih dilestarikan hingga kini yaitu selalu   tertutup dan tersembunyi disudut-sudut kota , walaupun Ninjitsu mulai   diangkat dalam bentuk nilai ( Sport ) olah raga dalam jenis beladiri seperti   halnya beladiri yang lain seperti KENDO, WUSHU, ANGGAR, AIKIDO dll. Sehingga   Ninjutsu bukan lagi dianggap sebagai kelompok bayang-bayang yang menghantui   dan menakutkan tetapi olah raga beladiri yang mulai digemari seluruh penjuru   dunia.

IMAJINASI DAN DONGENG   TENTANG PARA NINJUTSU-SAN
   Maka berkembanglah cerita dan dongeng tentang para pendekar Ninjutsu-san yang   melukiskan mereka lebih sebagai tukang sihir ketimbang laskar komando yang   mampu berjalan diatas air, menembus dinding beton ,membaca pikiran,   mengetahui kejadian dimasa mendatang, menghilang atau mengalihkan dirinya   menjadi srigala atau burung gagak, maka para ninjutsu-san dari dongengan abad   ke ? 16 tampak menakutkan, dan menjadi lawan yang tak terkalahkan bagi   musuh-musuhnya. Dongengan itu merupakan paduan antara imajinasi, penggambaran   berlebihan dan penipuan dalam dunia film agar semua tampak membingungkan dan   bersifat fantastik yang indah untuk diceritakan. `Ninjutsu-san asli adalah   mistik dalam sentuhan kekuasaan yang dapat kita gambarkan sebagai psikis   sekarang ini, dengan kekuasaan, ungkap San Moon yang pernah belajar Ninjutsu   di negeri Kanguru pada seorang siswa master Masaki Hatsumi.

FILOSOFI NINJUTSU
   Filosofi dasarnya yaitu bergerak bebas tanpa terlihat melintaskan tangan   tanpa tindakan. Penerapan kesimbangan pikiran dan perasaan serta pemanfaatan   tenaga dan siklus alam untuk mencapai peningkatan . Filosofi ini yang   menuntun untuk meraih hasil yang maksimal dengan tenaga minimum sambil   meniadakan bahaya lingkungan sekecil mungkin. Sugesti menggantikan kekuatan,   muslihat lebih dipilih dari konfrontasi musuh tanpa sadar digiring melakukan   sesuatu yang diinginkan ketimbang dihancurkan secara total. Hal ini hanya   dapat dilakukan dengan memilih cara bertarung secara gelap-gelapan, diam-diam,   cepat dan muskil ketimbang yang nampak hebat agresif dan perkasa.

PELATIHAN
   Dalam pelatihan ada dua tahapan/langkah latihan yang harus dikuasai oleh para   siswa di NINJUTSU tiga tahap fiskalitas dasar hingga mencapai puncak :
   1. Berkenaan dengan pengembangan fisik.
   2. Pengembangan mental
   3. Langkah final bagi pengembangan spiritual atau dikenal sebagai kemampuan   psikis.

   Adapun tahapan pelatihan secara Fisik dasar bagi siswa NINJUTSU bagi pemula   disebut TAISO adalah sebagai berikut :

1. Tahap pertama TAISO

   Tahap awal belajar tentang kelenturan badan dan olah senam badan seperti :   membiasakan berjalan diatas tiang-tiang horisontal yang sempit, berlari di   balok-balok miring dan melompat di semak-semak rendah, berguling, melompat   dan melakukan gerakan-gerakan menyerupai yoga. Untuk tahap ini akan dicapai   penyesuaian tubuh pada alam untuk mencapai kelenturan dan keluwesan   penekanan.

2. Tahap kedua TAI-JUTSU

   Pengenalan teknik dasar-dasar beladiri tangan kosong dari aliran Ninjutsu,   bergerak cepat disebut TAINEN JUTSU, teknik mematahkan tulang disebut   KOPPOJUTSU, untuk kuncian disebut JUNTAIJUTSU dan banyak lagi disini para   ninjutsu dibekali dengan semua unsur beladiri dengan kecepatan sehingga untuk   mencapai tingkat dimana disebut teknik FUNOKATA berkelahi seperti angin dan   ini dibutuhkan waktu yang tidak singkat untuk mencapai tingkat FUNOKATA harus   dengan kesabaran dan ketekunan berlatih.

3. Tahap ketiga BO-JUTSU

   Siswa Ninjutsu dipernalkan dengan teknik permainan tongkat panjang dan pendek   dan tiruan pedang katana atau Ninjato terbuat dari kayu untuk dasar   pengenalan permainan pedang sesungguhnya atau biasa disebut dengan KENDO

4. Tahap keempat TANTOJUTSU

   Meningkat ketahap keempat para siswa diperkenalkan dengan permainan pisau   kecil dan pendek yang biasa disebut dengan tanto,tanto jutsu ini biasa   dipakai dalam permainan jarak dekat dan juga bisa untuk lemparan jarak jauh.

5. Tahap kelima KENJUTSU

  Siswa Ninjutsu diperkenalkan dengan permainan   pedang dan cara bertempur dengan jenis pedang KATANA atau NINJATO   ( Ninjato   bentuknya lurus dan pendek dari Katana ). Senjata ini merupakan standar dari   peralatan yang harus dikuasai oleh para siswa Ninjutsu.
6. Tahap keenam SHURIKENJUTSU

Ninjutsu muda ini dilatih untuk mengenal beberapa jenis senjata   rahasia untuk target jarak jauh berupa senjata-2 kecil, dalam permainan ini materi biasanya tergantung dari aliran Ninjutsu. senjata yang dipelajari selalu akan berbeda-beda dengan jenis-jenis alirannya.
Posted on 00.46 by Unknown and filed under | 0 Comments »

Teknik Bertarung Jepang

TEKNIK-TEKNIK
Untuk saat ini, teknik-teknik ninjutsu digolongkan menjadi 18 golongan, yaitu:

Sheishin Teki Kyoyo (pemurnian jiwa): aliran togakure sangat mengandalka
n pemahaman dan pengenalan jati diri, tenaga fisik, kekuatan dan kelemahan diri, serta pengaruh dirinya terhadap lingkungan sekitar. Mereka harus mengetahui dengan tepat maksud, kehendak, komitmen, dan motivasi hidupnya. Latihan daya tahan mental, cara melihat dan menganalisa keadaan, diberikan bersamaan dengan pelatihan fisik.

Tai Jutsu (bertarung tangan kosong): merupakan paduan ilmu keterampilan dan keahlian dalam tai jutsu, yaitu pukul, tendang, dan tangkis. Yang diajarkan di dalam tai jutsu antara lain: gumul (grappling), mencekik, dan meloloskan diri dari kuncian. Sedangkan dalam ilmu taihen jutsu diajarkan ilmu gerak tanpa suara yang meliputi cara berguling, melompat, dan cara jatuh.

Ninja Ken (pedang ninja): pedang ninja merupakan pedang pendek bermata tunggal sebagai senjata utama. Untuk menggunakan pedang ini dituntut keahlian dalam mencabut pedang dengan cepat dan halus ge
rakannya, dalam mengayunkan pedang, memotong, menangkis, maupun saat menusuk.

Bo Jutsu (jurus tongkat dan bilah): terdapat dua jenis tongkat, yaitu: tongkat panjang = ± 2 m (Bo) dan tongkat pendek = ± 1 m (hanbo). Ada juga senjata dari bilah bambu yang jika terbelah akan muncul pedang atau mata pisau di dalamnya. Sepintas seperti tongkat biasa.

Shuriken Jutsu (senjata lempar): berupa lempeng baja dengan mata taja
m bersisi empat seperti bintang (senban shuriken), dan paku lempar (shuriken). Senban shuriken dilempar sambil dipuntir dan diberi rotasi, sehingga bias menancap dan memberi efek gergaji. Bo shuriken dilempar dengan cepat satu per satu atau bersamaan.

Yari Jutsu (jurus tombak): tomba
k digunakan dalam pertarungan jarak sedang untuk menangkis dan meredam serangan.

Naginata Jutsu (ju
rus pedang bertongkat): merupakan sebuah pedang pendek dengan gagang panjang. Biasanya digunakan untuk mebacok, membelah, menangkis, dan memotong dalam jarak sedang. Aliran Togakure Ryu menggunakan golok besar dari Cina untuk menyerang para samurai atau tentara berkuda.

Kusari Gama (jurus rantai dan bandul): berupa rantai sepanjang 2 – 3
m yang diberi bandul di salah satu ujungnya, dan ujung lainnya dikaitkan dengan arit tradisional Jepang. Rantai digunakan untuk menangkis. Bilah arit digunakan untuk menghabisi lawan yang terjerat. Klan Togakure biasanya menggunakan kyoketsu soge (belati lengkung yang gagangnya dipasangi tali halus dari rambut kuda dan di ujung tali satunya dipasang cincin besar).

Kayaku Jut
su (ilmu ledak dan pembakaran): para ninja sangat ahli dalam penempatan, waktu, merakit, dan instalasi sistem penghancur; baik yang menggunakan sistem ledak maupun pembakaran.

Henso Jutsu (ilmu menyamar dan membaur): ilmu ini sangat diperlukan oleh
ninja dalam mata-mata atau spionase. Selain mahir menyamar, membuat identitas palsu, dan mengalihkan perhatian orang lain, ninja juga dikenal bergerak tanpa terlacak.

Shinobi Iri (ilmu mengintai dan menyusup): ilmu ini mengajarkan cara bergerak, berjalan dan lari tanpa suara, berjalan dan berlindung di bawah bayangan benda lain.


Henso Jutsu (ilmu menyamar dan membaur): ilmu ini sangat diperlukan oleh ninja dalam mata-mata atau spionase. Selain mahir menyamar, membuat identitas palsu, dan mengalihkan perhatian orang lain, ninja juga dikenal bergerak tanpa terlacak.

Shinobi Iri (ilmu mengintai dan menyusup): ilmu ini mengajarkan cara bergerak, berjalan dan lari tanpa suara, berjalan dan berlindung di bawah bayangan benda lain.

Ba Jutsu (ilmu berkuda): salah satu syarat sebagai anggota ninja adalah mahir berkuda, bertempur di atas kuda di segala medan.

Sui Ren (ilmu tempur di dalam air): meliputi teknik mengintai dengan cara berenang, bergerak tanpa suara di dalam air, cara menggunakan perahu khusus dan alat apung untuk mengambang di atas air, serta teknik perkelahian di dalam air.

Bo Ryaku (ilmu strategi): merupakan ilmu yang menggunakan taktik yang tak lazim digunakan dalam kondisi bertahan maupun saat berada dalam pertarungan terbuka. Sering seorang ninja memanfaatkan kondisi dan iklim sekitar untuk melaksanakan misinya tanpa terlalu banyak mengeluarkan tenaga.

Posted on 00.43 by Unknown and filed under | 0 Comments »

Pengobatan Tradisional Jepang



PENGOBATAN tradisional Tiongkok, ayurveda dari India, dan jamu dari Indonesia sudah sering kita dengar. Tapi, belum banyak orang yang mendengar kampo medicine, yaitu pengobatan tradisional Jepang yang sejak abad ke-20 mengalami perubahan konsep agar dapat digunakan secara berdampingan dengan sistem pengobatan modern yang maju pesat.

Praktik integrasi pengobatan modern dan tradisional kampo dilaksanakan di sebuah rumah sakit modern di Jepang, yaitu Toyama Medical and Pharmaceutical University. Integrasi itu berdasar kebijakan pemerintah Jepang untuk melestarikan penggunaan sistem pengobatan tradisional mereka, terutama sejak sistem tersebut diterima di masyarakat.

Saat ini Toyama Medical and Pharmaceutical University sudah punya Departemen Pengobatan Kampo (Department of Japanese-Oriental Medicine), yang rata-rata dikunjungi 90 pasien setiap hari. Secara umum, pasien terbagi ke dalam dua kelompok. Yaitu, penderita penyakit yang sudah tidak ada obat modern yang efektif terhadapnya dan kelompok yang kesulitan menggunakan obat modern.

Rasa tidak enak di daerah dada yang sulit dilacak penyebabnya, penurunan berat badan yang tidak dapat dipastikan penyebabnya, sirosis hati, gagal ginjal kronis, dan kerusakan paru-paru kronis adalah contoh gangguan kesehatan yang sulit dicarikan pengobatan modern yang efektif. Hipersensitivitas dan efek samping obat, gangguan kesehatan yang sangat kompleks sehingga pengobatan untuk satu organ akan mengganggu organ lain, hilangnya kepercayaan terhadap obat modern, serta kelainan yang berhubungan dengan bodi dan spirit adalah contoh gangguan kesehatan yang dialami orang yang kesulitan menggunakan obat modern.


Pada pelayanan kesehatan primer, saat ini kampo medicine memegang peran penting. Selain itu, obat kampo digunakan untuk pengobatan penunjang pada kasus-kasus lifestyle relating diseases, seperti hipertensi, flu, sakit kepala, artritis, neuralgia, asma bronkial, hepatitis kronis, diabetes melitus, dan gangguan ginjal.

Di antara lebih kurang 260.000 dokter di Jepang, hanya 3.500 orang yang punya spesialisasi pengobatan kampo. Mereka yang sudah memiliki keahlian itu memang menggunakan kampo sebagai obat utama pada praktik sehari-hari. Sementara itu, dokter lain hanya menggunakannya dalam situasi yang sangat mendesak, seperti hepatitis kronis.

Sampai saat ini, hanya Toyama Medical and Pharmaceutical University yang memasukkan mata ajaran kampo medicine ke dalam sistem pendidikan mereka. Hal tersebut dipandang perlu, mengingat praktik pengobatan kampo hanya dapat dilakukan secara optimal melalui pemahaman yang sangat dalam terhadap konsep dasarnya.

Dokter yang tidak mendapatkan pelajaran kampo bisa mengambil kursus yang khusus diadakan oleh ahli kampo yang memperoleh pengetahuan itu secara turun-temurun. Praktik pendidikan seperti itu memang berbeda dengan sistem pendidikan kedokteran di Tiongkok dan Korea, di mana pendidikan untuk dokter pengobatan tradisional dan pengobatan Barat diadakan di sekolah yang berbeda. Jadi, di Tiongkok dan Korea dijumpai dokter khusus obat tradisional dan dokter obat modern.

Periode Transisi

Apa yang mendasari sikap pemerintah Jepang untuk mengikutsertakan pengobatan tradisional dalam sistem kesehatan primer? Semua berawal dari Sidang Umum Ke-23 Kongres Kedokteran Jepang (Japan Medical Congress) di Kyoto pada 1991, yang memberikan catatan penting bagi perkembangan pengobatan modern dan Timur di Jepang.

Sidang bertema utama The Transition Period of Medicine itu berusaha membahas keberhasilan penanganan kesehatan, problem baru yang muncul, dan sikap yang harus diambil selanjutnya. Pembahasan mengenai hal tersebut dirasakan perlu setelah keberhasilan dunia kedokteran modern mengatasi penyebaran berbagai jenis penyakit menular yang mengancam jiwa manusia serta penemuan berbagai jenis vaksin.

Ternyata, keberhasilan itu bukan akhir dari segalanya. Sebab, manusia dihadapkan pada masalah kesehatan yang lebih sulit diatasi secara klinis. Misalnya tumor ganas, autoimmune diseases, gangguan atau penyakit pada organ hati yang semakin rumit, penyakit pada saluran napas, dan penyakit pada usia tua. Patologi penyakit itu sedemikian rumit sehingga tidak mudah untuk menemukan satu penyebab saja. Karena itu, cara pengobatan yang diketahui sebelumnya tidak dapat lagi mengatasi masalah.

Keadaan itulah yang melahirkan peran baru dari kampo medicine. Melalui kampo, jiwa dan raga manusia diobati secara bersamaan dengan mempertimbangkan semua faktor subjektif pasien. Seperti filosofi yang dianut kampo, gangguan kesehatan sebenarnya merupakan akibat disharmoni dalam tubuh. Prinsip itu tidak berbeda dengan filosofi pengobatan tradisional Tiongkok, yakni penyakit timbul sebagai akibat terganggunya keseimbangan yin-yang.

Namun, ternyata pengobatan kampo tidak mempunyai metode yang dapat digunakan untuk melakukan deteksi awal kanker atau identifikasi gangguan struktur darah yang memang tidak dapat diuraikan sendiri oleh pasien. Artinya, pengobatan tersebut tidak lengkap. Keadaan itulah yang melahirkan ilmu pengobatan kampo dengan pendekatan baru, yaitu mengombinasikannya dengan sistem pengobatan Barat untuk saling mengisi kekurangan. Konsep itu langsung mendapatkan respons dari Kementerian Pendidikan dan lahirlah kurikulum pendidikan kampo di Toyama.

Pengalaman dan sikap pemerintah Jepang terhadap pengobatan asli mereka hendaknya menjadi referensi bagi negara lain dalam mencapai cita-cita mewujudkan masyarakat sehat jasmaniah dan rohaniah.

Sumber:http://library.um.ac.id/index.php/Kesehatan/pengobatan-tradisional-jepang.html
Posted on 00.34 by Unknown and filed under | 0 Comments »